Agama & Budaya

Jelang Musyawarah Besar, Masyarakat Adat Saereri Papua Barat Daya Gelar Ibadah Syukur Perdana

SORONG, wartapapua.id Untuk lebih memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat adat Saereri di Provinsi Papua Barat Daya maka dilakukan ibadah perdana sebagai wujud nyata dari berkumpulnya masyarakat adat Saereri di Papua Barat Daya.
Ibadah perdana ini dipimpin oleh hamba Tuhan Pdt Mikael Waromi, S.Th dengan mengambil pembacaan dari Kitab Perjanjian Baru I Korintus 12 dengan Tema ‘Banyak Anggota, Tetapi Satu Tubuh’.
Setelah ibadah selesai dilanjutkan dengan ramah tamah yang diisi dengan sambuatan dan diawali oleh Ketua Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay, Mananwir Paul Finsen Mayor, S.IP, CM. NNLP menyampaikan bahwa persatuan kesatuan Orang Asli Papua harus dipertahankan jangan karena kepentingan politik dan kepentingan sekelompok orang Papua sendiri kita menjadi hancur, karena didalam UU Otsus itu tidak ada yang menyebutkan UU Otsus Papua Barat Daya, atau UU Otsus Papua Barat tetapi yang ada adalah UU Otsus bagi Tanah Papua atau Orang Asli Papua bukan untuk Suku tertentu.
Dicontohkannya, misalnya ada salah satu orang dari Suku Byak dipukul atau ditikam dan di lokasi kejadian ada Suku Papua lainnya karena yang ada hanya prinsip dia itu orang Byak jadi biar saja itu bukan orang saya, nanti orang Byak yang urus dia.
Lanjut Mananwir, prinsip seperti ini yang dibuang jauh dari generasi kita karena sampai terjadi makan orang Papua kedepan akan mudah dihancurkan oleh suku-suku lain yang tinggal bersama dengan kita.
Sedangkan Ketua Harian LMA Yapen Waropen, Linderd Rouw dalam sambutannya mengatakan Masyarakat Adat Saireri jangan smpai seperti kopi. Artinya dalam minuman kopi ada 3 unsur yakni Kopi, Air dan Gula namun setelah disatukan menjadi  segelas minuman maka bukan nama air atau gula tapi kopi yang mempunyai nama padahal segelas itu terdapat 3 unsur namun nama kopi yang dominan.
“Saya tidak mau masyarakat Saireri seperti Kopi tetapi harus seperti tembok sekalipun terdiri dari banyak unsur, ada pasir, semen, air, besi, batu bata namun ketika berdiri orang menyebutnya tembok buka disebut pasir atau batu bata,” ujar Linderd. (Jason)

Related Articles

Tinggalkan Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Mohon Untuk Disable Adblock Browser Anda