Kabupaten Sorong SelatanKesehatanPapua BaratPemprov Papua BaratSosial

BKKBN Perwakilan Papua Barat Gelar Kegiatan ATTG Dan Dashat Di Sorong Selatan

Teminabuan,WartaPapua.Id,- BKKBN Perwakilan Papua Barat Gelar Fasilitasi dan Pembinaan Kampung KB, Orientasi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Akseptor dan Fasilitasi ATTG serta Launching/ Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Di Kampung Keluarga Berkualitas Kabupaten Sorong Selatan bertempat di Aula Marthen Luther Wermit Teminabuan.12 September 2022
Kepala Perwakilan BKKBN Papua Barat Philmona Maria Yarollo,S.Sos ,M.Si Dalam sambutanya menjelaskan bahwa Kegiatan pihaknya hari ini melaksanakan kegiatan “ Fasilitasi dan Pembinaan Kampung KB, Orientasi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Akseptor dan Fasilitasi ATTG serta Launching/ Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Di Kampung Keluarga Berkualitas Kabupaten Sorong Selatan ”
Dijelaskan bahwa sebagaimana di ketahui bersama bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia masih cenderung tinggi. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, Indonesia telah berhasil menurunkan angka stunting dari 37,2 persen pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Dalam RPJMN 2020-2024, pemerintah telah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024. Diperlukan peran berbagai pihak untuk dapat mencapai target tersebut, mengingat pada tahun 2022 masih terdapat 27,7 persen balita yang mengalami stunting di Indonesia.
Lebih lanjut jelasnya Provinsi Papua Barat terus berupaya untuk menurunkan angka stunting berdasarkan SSGI 2021 angka Pevalensi Stunting mencapai 26,2% sedangkan Kabupaten Sorong Selatan mencapai 39,6 %.akan tetapi berdasarkan Data EPPGMB bulan juni 2022 angka Prevalensi stunting Papua Barat turun menjadi 22, 89 % sedangkan di Kabupaten Sorong selatan turun menjadi 31,50%.
Perhatian pemerintah terhadap masalah percepatan stunting menjadi salah satu prioritas karena stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Indonesia masih punya pekerjaan rumah mendasar dalam peningkatan kualitas SDM. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis). Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisii stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan.
Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Saat ini sudah dipetakan wilayah-wilayah yang angka prevalensi stunting tinggi, yaitu di 6.600an desa yang tersebar di 360 kabupaten/kota. Adapun penyebab stunting secara spesifik ada 2 (dua) faktor yang terdiri dari sub optimal health yaitu kondisi kesehatan yang tidak optimal dan sub optimal nutritional. Namun saat ini kita lebih fokus mengatasi penyebab spesifik yang terkait dengan sub optimal nutritional.
Dalam membangun ketahanan keluarga secara utuh di berbagai bidang, baik bidang kesehatan, bidang ekonomi, pendidikan anak, dan kebahagiaan keluarga, mulai dari penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, kesehatan, sampai juga terjaganya sumber-sumber pendapatan, adalah pilar kesejahteraan dan ketahanan keluarga setiap keluarga Indonesia. Sebagaimana yang di sampaikan Bapak Presiden di awal tahun dalam pembukaan Rakernas BKKBN bahwa yang dibutuhkan sekarang ini adalah yang ada di lapangan, yang operasional, yang langsung bisa menyentuh masyarakat. Program-program diimplementasikan dengan melakukan pembinaan, penyuluhan, pelayanan KB di tengah-tengah masyarakat, serta dapat mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas di seluruh penjuru Tanah Air, mewujudkan keluarga yang berkualitas, mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Oleh karenanya BKKBN sudah bertekad untuk merubah kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas sebagaimana arahan dari Bapak Presiden. Untuk mewujudkannya sesuai dengan istilah kampung keluarga berkualitas tidak hanya slogan, tapi betul-betul sesuai dengan namanya kampung keluarga berkualitas. Ada aktivitas nyata, bukan hanya mendeklarasi sebagai visualisasi atau legalisasi suatu kampung dinyatakan sebagai Kampung Keluarga Berkualitas tanpa aktualisasi dalam bentuk nyata yang berdampak kepada masyarakat. Marilah kita bersama-sama mengisi Kampung Keluarga Berkualitas dalam bentuk nyata dengan kegiatan yang baru yaitu Dapur Sehat
Atasi Stunting (DASHAT). Kegiatan inilah yang akan membawa Kampung Keluarga Berkualitas menjadi Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT.
Kampung Keluarga Berkualitas yang memiliki kegiatan DASHAT, berharap ibu hamil, ibu mau hamil, ibu baru menyusui, semua mendapatkan nutrisi produk olahan dari DASHAT yang sehat. Sehingga di Kampung Keluarga Berkualitas tidak ada ibu yang mau hamil, ibu mau menikah dan ibu mau bulan madu tidak teratasi kondisi kesehatannya atau gizinya sebelum hamil begitu juga pada saat bayi sudah lahir lebih dari 6 (enam) bulan harus mendapat suplementasi, komplemen suplemen makanan tambahan selain asi. Di Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT ini juga tidak ada lagi bayi – bayi 1.000 HPK yang terlantar yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya.
Indonesia kaya akan sumberdaya pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di Indonesia, yang sering disebut sebagai pangan lokal Indonesia. Bahkan ada juga beberapa jenis pangan tersedia di semua wilayah Indonesia tetapi memiliki cara pengolahan atau kuliner dan citarasa yang unik di daerah tertentu. Ubi dan ikan tersedia di hampir semua wilayah Indonesia tetapi memiliki berbagai kuliner di berbagai daerah.
Seringkali kita beranggapan atau opini, jika kita mengkonsumsi makanan sehat itu mahal dan ini sangat salah. DASHAT ini secara ideologis ingin menghadirkan kedaulatan pangan, dengan mampu memproduksi sendiri, sehingga dapat berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal. Kita mampu menghasilkan sendiri dan memproduksi sendiri pangan lokal yang sehat dan mengandung gizi seimbang dan tidak mahal. Jika berdaulat maka tidak mahal. Banyak makanan alternatif yang tersedia di sekitar kita yang mengandung gizi setara dengan makanan yang dianggap mahal selama ini. Makanan untuk mencegah stunting seperti ikan atau telur sudah cukup, proteinnya besar tidak kalah dengan daging sapi. Semoga DASHAT berbasis produk lokal menghadirkan produk- produk lokal yang kemudian bisa menjawab kebutuhan gizi seimbang dan tantangan menurunkan stunting dan mencerdaskan kehidupan keluarga, menjadi keluarga yang berkualitas dan kampung keluarga yang berkualitas dan akhirnya menjadi bangsa yang besar, unggul dan maju sesuai yang dicita-citakan oleh Bapak Presiden Jokowi dan kita semuanya.
Upaya mengurangi angka stunting dilakukan secara timbal balik melalui hubungan secara vertikal maupun horizontal, yaitu melalui pemerintah maupun tanggung jawab bersama antar masyarakat. Kesemuanya ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mewujudkan penurunan angka stunting di Indonesia. Program Percepatan Penurunan Stunting ini sangatlah memerlukan kolaborasi multi sektor baik dari pihak pemerintah maupun mitra swasta untuk sama sama bersinergi
DASHAT sebagai sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (yang memiliki catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi kemitraan lainnya. DASHAT ini harus kita wujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas sebagaimana namanya yaitu Kampung Keluarga Berkualitas.
Dengan menerapkan asah, asih, asuh dalam kemasan 8 fungsi keluarga yang diimplementasikan pula pada tataran sosial setingkat desa, DASHAT ini memiliki nilai kasih sayang, berbagi dengan sesama, menganggap keluarga sasaran menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya nilai kasih sayang, DASHAT ini juga diharapkan dapat mengembangkan nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok pengelola DASHAT.
Pencanangan DASHAT di Kampung KB ini merupakan wujud keseriusan Pemerintah Daerah dalam mengatasi Stunting. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kesiapan wilayah dalam mengoptimalkan berbagai sumber daya dan mitra potensial. Diharapkan kedepannya DASHAT ini akan dibentuk diseluruh Kampung Keluarga Berkualitas.
‘’semoga Program kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Kampung KB, Orientasi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Akseptor dan Fasilitasi ATTG serta Launching/ Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Di Kampung Keluarga Berkualitas Kabupaten Sorong Selatan tanggal 12 September 2021 ini dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat bagi kita semua,Ujarnya (Gad Sesa/Red )

Warta Papua

Official FB : https://fb.wartapapua.id Official IG : https://ig.wartapapua.id

Related Articles

Tinggalkan Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Mohon Untuk Disable Adblock Browser Anda